BLORA-DPRD Blora mewanti-wanti para panitia pengawas pemilu untuk transparan dalam menjalankan tugasnya.
"Jangan main-main (dalam menjalankan tugas). Panwascam harus transparan", kata anggota Fraksi Demokrat DPRD Blora, Iffah Hermawati, kemaren (9/6).
"Dalam pekerjaan apapun transparansi harus dijaga," imbuh politisi berjilbab itu.
Iffah menyatakan, transparansi itu bisa dimulai dari tahapan persiapan hingga akhir. Sehingga, Pilkada nanti bisa menghasilkan pemimpin yang dikehendaki masyarakat Blora.
"Saya menaruh harapan panwascam (yang baru dilantik) untuk segera melakukan koordinasi internal baik secara vertikal maupun horizontal," ujarnya.
Sementara itu, anggota Bawaslu Jawa Tengah, Teguh Purnomo, menyatakan, tugas Panwaskab dan Panwascam untuk Pilkada tahun ini lebih berat ketimbang pemilu legeslatif maupun presiden tahun lalu.
Alasannya, persoalan sengketa Pilkada ditangani Panwaskab setempat. Bila Panwaskab dan Panwascam tidak memahami tugasnya, maka akan menjadi bola liar. "Pilkada ini lebih berat ketimbang pemilu lainnya", ujar pria berjenggot itu.
Koordinator pengawasan dan hubungan antar lembaga itu mencontohkan daftar pemilih bisa menjadi salah satu sengketa yang muncul saat tahapan awal Pilkada. Bila ada yang merasa keberatan dengan keputusan Pemilu, bisa mengajukan sengketa ke pengawas pemilu.
"Semua bisa diuji penyelesaiannya di Panwaskab", kata dia.
Ketua Panwaskab Blora, Lulus Mariyonan, menjamin para panwascam yang dilantik ini orang-orang berintegritas. Dia berharap pilkada nanti berjalan secara berkualitas. Ada 48 panwascam yang dilantik dari 16 kecamatan di Blora.
Sumber : Jawa Pos Radar Bojonegoro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar